Fikom Umri Gelar Kuliah Umum 'Jurnalisme Masa Kini: Persimpangan Antara Media Massa dan Media Sosial'


Selasa, 07 Mei 2024 - 17:00:00 WIB
Fikom Umri Gelar Kuliah Umum 'Jurnalisme Masa Kini: Persimpangan Antara Media Massa dan Media Sosial' Dekan Fikom Jayus SSos MIKom menyerahkan plakat kepada narasumber Dr Asep Setiawan MA (dua dari kanan).

RIAUIN.COM - Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau (Fikom Umri), Selasa siang (7/5/2024) menggelar Kuliah Umum bertajuk Jurnalisme Masa Kini Antara Persimpangan Media Massa dan Media Sosial.

Bertempat di Gedung KH Ahmad Dahlan GR 503-504 agenda rutin setiap semester itu menghadirkan narasumber Dr Asep Setiawan MA yang merupakan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) sekaligus anggota Dewan Pers RI.

Hadir pada kuliah umum itu Dekan Fikom Umri Jayus SSos MIKom, Wakil Dekan Johan Faladhin SIKom MIKom, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fitria Mayasari SIKom MA, ketua Program Studi Hubungan Masyarakat, para dosen dan seratus lima puluhan mahasiswa.

Dekan Fikom Umri Jayus SSos MIKom dalam sambutannya mengatakan bahwa diundangnya narasumber pada kegiatan ini merupakan bentuk implementasi kerjasama Fikom Umri dengan Fisip UMJ.

“Beberapa waktu yang lalu Fikom Umri dan Fisip UMJ telah menandatangani nota kerjasama. Nah hari ini kita mengundang pak Asep Setiawan merupakan implementasi kerjasama itu” bebernya.

Jayus juga mengatakan bahwa civitas akademika Fikom Umri tepat mengundang narasumber ini mengingat Dr Asep Setiawan MA juga latar belakangnya juga merupakan anggota Dewan Pers RI.

“Kami bersyukur dan berterimakasih tentunya karena memang tepat mengundang narasumber hari ini mengingat pak Asep juga latar belakangnya juga merupakan anggota Dewan Pers RI,” jelasnya.

Jayus juga berharap melalui kuliah umum hari ini dapat memberikan pemahaman yang benar terkait tepat perkembangan dan hubungan dunia Jurnalisme dikaitkan dengan media sosial sampai pada persimpangan keduanya.

Sementara itu Dr Asep Setiawan dalam pemaparannya menyemangati para mahasiswa yang telah memilih bidang Ilmu Komunikasi sebagai keputusan yang sudah benar dan on the track.

Ia menegaskan bahwa Ilmu komunikasi sedang menjadi trend di Indonesia dan meminta para mahasiswa untuk fokus dan semangat menekuninya dan sampai berjumpa di dunia praktek komunikasi.

“Para mahasiswa yang memilih Ilmu Komunikasi, itu sudah benar, sudah on the track. Ilmu komunikasi sedang menjadi trend di Indonesia dan para mahasiswa agar fokus dan semangat menekuninya dan sampai berjumpa di dunia praktik komunikasi,” jelas Asep.

Ketua komisi Kemitraan Dewan Pers itu mengatakan bahwa media massa dan media sosial adalah hal yang berbeda fungsi dan tujuannya namun dalam beberapa kasus sosial media dapat berfungsi sebagai jurnalisme warga

“Bedanya media massa atau jurnalisme dengan media sosial, pertama jurnalisme itu memberi informasi, kemudian dia harus mendidik, dia harus menghibur, juga sebagai mitra pemerintah dan publik untuk melakukan kritik, dan juga ada nilai ekonomi. Sementara di media sosial tidak demikian. Namun informasi di media sosial juga dapat berfungsi sebagai jurnalisme warga,” jelas Asep lagi.

Asep melanjutkan bahwa ada pertemuan antara media massa dan media sosial yaitu nilai ekonomi, nilai informasi dan nilai pendapatan. Dari aspek konten, jurnalisme adalah konten karya jurnalistik. Yaitu informasi yang dikemas dengan model laporan jurnalistik yang dikenal dalam istilah teori,  5W + 1H.

Namun Asep menegaskan, “Tidak semua peristiwa adalah laporan jurnalistik. Misalnya kita kejedot kaki adalah sebuah Peristiwa. Peristiwa ini tidak menjadi berita. Tapi kalau yang kejedot kakinya itu artis, itu bisa jadi berita. Kemudian ada prinsip lain yaitu soal proximity, kepentingan, dan lain-lain. Di media sosial prinsip ini tidak ada. Iinformasi yang berkembang di media sosial kadang-kadang isinya sampah”. - rum