Harta Lionel Messi Bisa Bayar Utang Argentina di IMF, Warga Miskin Mengais Sampah untuk Makan


Rabu, 26 Juni 2024 - 11:58:19 WIB
Harta Lionel Messi Bisa Bayar Utang Argentina di IMF, Warga Miskin Mengais Sampah untuk Makan Leonel Messi membawa Argentina juara piala dunia.

RIAUIN.COM - Kehebatan Leonel Messi mengolah si kulit bundar menjadikan dirinya masuk jajaran orang terkaya di negaranya. Meski demikian, saat Lionel Messi merayakan ulang tahunnya di hotel mewah, masih banyak masyarakat Argentina mengais sampah untuk mengisi perut. Realita tersebut adalah sampel dari kondisi kesenjangan ekonomi di Argentina saat ini.

Menurut data Bank Dunia, angka kesenjangan yang diukur dengan Gini Ratio Argentina mencapai 40,7% pada 2022. Bahkan pada Januari 2024, tingkat kemiskinan Argentina mencapai 57%.

Sebagai perbandingan, Pendapatan Rumah Tangga Tahunan per Kapita Argentina mencapai US$4,522.74 pada 2023, mengutip data CEIC. Dibandingkan gaji seorang Messi setahun mencapai US$20.446.667 per tahun di Inter Miami, menurut AFP News. Sementara kekayaan bintang sepak bola yang memiliki julukan The GOAT diperkirakan diperkirakan mencapai US$ 600 miliar. Kekayaan Messi setidaknya bisa menutup utang Argentina di IMF.

Adapun Argentina memiliki utang dari IMF mencapai SDR 30,99 miliar atau setara dengan US$ 41,11 miliar. Jika dirupiahkan maka utang Argentina mencapai Rp 666,43 triliun (asumsi kurs Rp 16.300/US$). Sebagian besar uang tersebut digunakan untuk menstabilkan inflasi dan krisis mata uang.

Negara di Amerika Latin tersebut sejatinya sudah sempat gagal untuk melakukan negosiasi pembayaran utang luar negerinya pada Mei 2020.

Namun kali ini, IMF akhirnya mengizinkan Argentina untuk menunda peninjauan terakhir atas pinjamannya sebesar US$ 44 miliar selama dua bulan, sehingga memberikan pemerintah lebih banyak waktu untuk menerapkan reformasi dan kemungkinan menegosiasikan program baru.

Ini menjadi pertama kalinya tanggal peninjauan terakhir pinjaman yang disetujui pada tahun 2022 berubah dalam kasus Argentina.

Pejabat pemerintah dan lembaga pendanaan telah sepakat bahwa peninjauan terakhir terhadap paket yang ada saat ini, yang awalnya ditetapkan pada September 2024, akan ditunda hingga November 2024.

IMF dan negara-negara harus mengikuti jadwal peninjauan kemajuan yang, setelah ditandatangani oleh dewan eksekutif IMF, akan memicu pencairan sejumlah pembiayaan.

Pemerintah dan staf IMF baru-baru ini menyepakati tinjauan ketujuh terhadap program tersebut, yang tertunda di tengah pergantian pemerintahan Argentina ketika Presiden Javier Milei mulai menjabat pada 10 Desember 2023.

Sebelumnya pada Mei 2020 silam, Argentina nyaris gagal melakukan negosiasi pembayaran utang luar negerinya yang jatuh tempo 8 Mei 2020. Namun, Menteri Ekonomi Argentina saat itu yakni Martin Guzman mengatakan, akan terus melanjutkan negosiasi dengan tiga kelompok utama pemegang obligasi negara tersebut untuk menemukan solusinya.

Guzman menjelaskan, uang pembayaran utang tersebut sebagian besar telah digunakan untuk memerangi virus corona atau Covid-19. Oleh karenanya, walaupun pemerintah Argentina ingin membayar utang tersebut, namun mereka tidak memiliki anggaran.

Bahkan, seorang pejabat senior negara tersebut yang tidak disebutkan namanya mengatakan, bahwa Buenos Aires telah menghadapi 10 hari masa sulit. Meski demikian tetap optimis bisa mencapai kesepakatan dalam utang tersebut.

Berdasarkan laporan IMF tahun ini, ada hampir 100 negara anggota telah mengajukan pinjaman dengan total utang mencapai US$ 110 miliar. Dari keseluruhan negara-negara yang berhutang, terdapat 10 negara yang menyumbang sekitar 69% dari total utang tersebut dan Argentina jadi yang paling tinggi nilainya.

Berikut 10 negara dengan utang terbanyak kepada IMF, berdasarkan data dari IMF per 11 Juni 2024.

Sebagai informasi, IMF menggunakan SDR atau Special Drawing Rights yang merupakan instrumen keuangan yang dapat digunakan untuk transaksi keuangan negara-negara anggotanya.

Nilai SDR sendiri sendiri merupakan gabungan dari lima mata uang, yakni dolar Amerika Serikat (AS), euro, yuan China, yen Jepang, dan poundsterling Inggris, dengan bobot yang berbeda-beda. Dolar AS, seperti biasa, menjadi yang paling besar bobotnya, disusul euro dan yuan. Untuk 1 SDR, kursnya jika dirubah ke dolar AS yakni 1,31941 per 11 Juni 2024 kemarin.(nal/cnbc).